oleh

Dialog Kebangsaan Kota Surabaya

     dialog-kebangsaan-kota-surabaya-6PB | Surabaya –  Event besar yang berlokasi di Kota Pahlawan di hadiri oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Pangdam V Brawijaya Mayjend.I Made Sukadana, dan jajaranya di Gedung DPRD Jatim Sabtu siang, 19/11/2016 dihadiri pula beberapa Tokoh Nasional dari Indonesia .

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian berharap agar Jatim bisa menjadi contoh dan motor penggerak bagi daerah lain dalam mempertahankan kebhinekaan di Indonesia. Apalagi Jatim yang pernah menjadi provinsi yang sangat penting penting untuk mempertahakan kemerdekaan utamanya di Kota Pahlawan Surabaya.dialog-kebangsaan-kota-surabaya-5Paparan yang disampaikan Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjend TNI I Made Sukadana mewakili Panglima TNI, mengatakan Indonesia disaat mendatang menghadapi ancaman dari unsur sumber daya alam yang serius utamanya energi dan air, disamping itu juga Proxy War yang pada dasarnya menggunakan pihak ketiga untuk melakukanya, entah melalui Negara kecil atau berkembang bahkan bisa berupa LSM atau perorangan, jadi kita diwajibkan waspada dan menjaga NKRI.dialog-kebangsaan-kota-surabaya-4Hal ini jika terlalu bebas bisa menimbulkan primordialisme kembali ke masalah kesukuan, kegamaan. Paham radikal dan terorisme akan mudah masuk seperti jalan tol. Oleh karena itu, perlu ada mekanisme kontrol melalui aturan-aturan hukum (rule of law) baik aturan hukum di tingkat nasional maupun provinsi.

Selain itu, Tito Karnavian berharap Pemerintah Provinsi Jatim beserta DPRD Jatim bisa melakukan kontrol terhadap berbagai paham yang masuk ke Jatim. Salah satunya dengan membuat peraturan daerah (perda) mengenai kebebasan berpendapat. “Kalau banyak paham yang masuk, ini sangat berbahaya. Bisa menimbulkan terorisme. Saya harap Jatim yang merupakan kota pahlawan bisa jadi kontrol. Karena semua fraksi di sini bersatu, jadi akan sangat mudah membuat perda untuk alat kontrolnya,” tegas Tito. dialog-kebangsaan-kota-surabaya-2Sementara, Gubenur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya konflik sosial di Jatim, Pemprov bersama Forpimda, tokoh agama dan tokoh masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan konflik sosial. Yakni dengan terjun ke masyarakat melalui tiga pilar plus. Tiga pilar plus yang dimaksud adalah, di tingkat pedesaan terdiri dari kepala desa, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), tokoh agama dan tokoh masyarakat. Hal itu dinilai ampuh saat menghadapi masalah.dialog-kebangsaan-kota-surabaya-3“Karena penyelesaian ini dilakukan langsung oleh kepala desa, Babinkamtibmas, Babinsa, tokoh agama dan tokoh masyarakat adalah penyelesaian budaya, bukan penyelesaian politik. Kebudayaan atau kultur kita sangat harmoni, bukan konflik,” kata Soekarwo dalam Forum Sinergitas Nasional Dialog Kebangsaan Membangun Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Bingkai Kebhinekaan Indonesia di kantor DPRD Jatim, Sabtu (19/11/2016).

Siatem tiga pilar plus ini, merupakan formula ampuh dalam menciptakan suasana aman dan nyaman di Jatim. Pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak akan  tercapai secara optimal jika kondisi aman tidak tercipta.dialog-kebangsaan-kota-surabaya-1Sebelum acara ditutup diadakan Pembacaan Ikrar Kebangsaan yang dilakukan seluruh Peserta. (SHPB|red)

Bagikan

Baca Juga