oleh

KOMANDAN KRI DPN-365 : GELORAKAN SEMANGAT PASUKAN LATMA RIMPAC 2016

14 KOMANDAN KRI DPN GELORAKAN SEMANGAT PASUKAN LATMA  RIMPAC 2016 (1)PB | Hawaii – Disela-sela padatnya pelaksanaan Latihan Bersama (Latma) Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016, Letkol Laut (P) Tunggul selaku Komandan KRI Diponegoro (DPN)-365 menyempatkan untuk menemui dan sekaligus memberikan pengarahan kepada 45 personel Marinir TNI Angkatan Laut yang di Komandani oleh Mayor (Mar) Indra Fauzi Umar berlokasi di Kaneohe Hawai, Sabtu (9/7/2016) lalu.
Dalam pengarahannya Komandan KRI -DPN-365 Letkol Laut (P) Tunggul menekankan di dalam pelaksanakan latihan diharapkan kepada pasukan Marinir Indonesia bisa memberikan yang terbaik dan harus lebih baik dari tahun sebelumnya, selain itu mematuhi batasan dan larangan yang ada di tempat latihan.
Lanjutnya, pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan juga harus diutamakan, karena apabila kita terlalu semangat tapi tidak berhati-hati dalam latihan, maka akan menyebabkan kelalaian yang bisa menimbulkan  kerugian personel maupun materiil.
Tentunya pengarahan yang diberikan pun juga terkait dengan adanya Latma Multilateral Rimpac 2016 yang diikuti oleh 100 prajurit KRI Diponegoro -365  beserta 45 pasukan Marinir  dalam Latma Multilateral Rimpac 2016 di Hawaii.
Dalam keikutsertaannya Mayor (Mar) Indra Fauzi Umar bersama anggota Marinir lainnya telah melaksanakan program zeroing senjata yang merupakan program tambahan yang dilaksanakan sebelum latihan sebenarnya digelar. Zeroing dilakukan untuk membedah setting dan perkenalan senjata yang dipakai oleh anggota, ujar Dansatgas Marinir Indonesia.
Ada fakta menarik saat latihan tersebut, ternyata senjata yang digunakan Marinir Indonesia yaitu SS1 V1 buatan Pindad mampu menembus rompi anti peluru dan helm standar tempur USMC atau Marinirnya Amerika. Dan ini tentunya melampaui kemampuan senjata jenis Steyr dan M4 yang dipakai mereka. Bahkan armour plate atau baja penahan laju peluru pada rompi yang dapat ditembus oleh senjata Indonesia memiliki ketebalan hingga 1,75 cm. oleh peluru kaliber 5,56 cm Pindad. Sedangkan Steyr dan MP hanya menyebabkan penyok. Latihan yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh Angkatan Laut Amerika ini merupakan latihan multilateral terbesar di dunia.(dispenarmatim/ivan/mark)
Bagikan

Baca Juga