oleh

Program Sejuta Jamban Untuk Kesehatan Keluarga

13-september-program-jambanisasi-6 PB | Kediri – Pembuangan tinja secara acak dan sembarangan di sungai-sungai cenderung beresiko bagi keselamatan orang yang membuang hajat, dan faktor kebersihan lingkungan juga tercemar oleh kotoran manusia. Kodim 0809/Kediri mulai melaksanakan program sejuta jamban dengan alokasi 145 Desa atau Kelurahan dari 29 Kecamatan yang tersebar di Kota dan Kabupaten Kediri, selasa (13/09/2016).

Dari keterangan Pasi Ter Kodim Kediri, Kapten Inf Suliyono, jumlah jamban keluarga yang sudah disiapkan oleh masing-masing Koramil sebanyak 184 jamban atau dengan asumsi tiap Koramil mendapatkan alokasi 8 jamban, sedangkan Kodim Kediri sendiri juga menyiapkan 46 jamban, berarti secara keseluruhan jamban keluarga yang akan dibuat di rumah-rumah warga sebanyak 230 unit. Disamping itu, Prioritas utama program jambanisasi ini, lebih condong kepada keluarga tidak mampu dalam konteks strata ekonomi, berdasarkan informasi Babinsa ,setelah melalui komunikasi terlebih dahulu dengan Ketua RT atau Ketua RW atau Perangkat Desa setempat. 13-september-program-jambanisasi-10Seperti yang diungkapkan Tarmidi, warga Desa Banaran Kecamatan Kandangan, aktifitas sehari-hari membuang hajat ,terbiasa dilakukan keluarganya di Kali Puntuk. Demikian juga Ramijan ,warga Desa Brumbung Kecamatan Kepung, karena faktor dekatnya lokasi rumah dengan saluran irigasi tersier ,dan lebarnya cukup memungkinkan membuat WC darurat terbuka, sehari-hari bersama keluarganya membuang hajat ditempat itu. 13-september-program-jambanisasi-5Lain  halnya, Subagyo ,yang sehari-hari berprofesi sebagai Kaur Kesra di Desa Maduretno Kecamatan Papar, dengan adanya program jambanisasi tersebut, faktor kesehatan keluarga akan mengalami peningkatan, yang semula membuang tinja disembarang tempat, nantinya akan sesuai dengan kriteria keluarga sehat yang memiliki jamban di rumahnya. Sama halnya dengan Daliman, Kepala Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten, yang menginginkan lingkungan yang bersih bebas dari limbah manusia, apalagi sasaran keluarga yang tidak memiliki jamban sendiri adalah sungai atau kali yang ada disekitarnya.

Menurut Danramil Puncu, Kapten Inf M.Walifatma, program jambanisasi yang berlangsung di desa-desa yang berada di Kecamatan Puncu, cukup mendapat dukungan dari berbagai lini, seperti Ketua RT, Ketua RW dan perangkat desa setempat. Disamping itu, faktor tanggungjawab harus menyelesaikan sesuai target yang dicanangkan, juga menjadi acuan untuk menuntaskan program jambanisasi ini hingga selesai secara keseluruhan. (dodik s/red)

Bagikan

Baca Juga