oleh

Sosialisasi Gizi Buruk Sebagai Sasaran Non Fisik TMMD Purbalingga

PB|PURBALINGGA – Sosialisasi gizi kurang dan buruk juga mewarnai Non Fisik TMMD Reguler 101 Kodim Purbalingga di pekan ketiganya. Sabtu (21/4/18).

Bertempat di Aula Puskesmas Desa/Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, Puskesmas Karangjambu yang telah digandeng TNI Purbalingga, melaksanakan sosialisasi tentang pemahaman dan cara mengatasi gizi buruk bagi warga sasaran TMMD, Desa/Kecamatan Karangjambu yang dihadiri puluhan warga termasuk Anak-anak Pramuka SMP N 1 Karangjambu. Sebagai nara sumber adalah Bidan Desa Karangjambu, Puspa Dewiyani (41), warga Rt. 08 Rw. 03 Karangjambu yang dibantu para KKN UNSOED Purwokerto.

Pelaksanaan TMMD di desanya, diyakini bidan desa tersebut, yang kesehariannya bekerja di Puskesmas Karangjambu tersebut dan peyuluh PLKB, akan menimbulkan dampak yang sangat positif. Bahkan menurut penilaiannya, dampak positif itu akan dirasakan oleh masyarakat sejumlah desa di seputaran Kecamatan Karangjambu.

”Nantinya yang akan merasakan dampak positif TMMD Reguler ini tidak hanya warga Desa Karangjambu saja, melainkan sejumlah desa tetangga, seperti Purbasari, Sirandu dan sejumlah desa lainnya di wilayah wewengkon Kecamatan Karangjambu” ungkapnya.

Menurutnya, apa yang menjadi sasaran Non Fisik TMMD, semisal sosialisasi mengenai gizi buruk memang dinilai benar-benar dibutuhkan oleh warga, terutama yang tinggal di daerah pelosok yang kurang informasi. ”Pembangunan ini yang natinya akan membawa dampak majunya Anak-anak desa, kesejahteraan keluarga, disamping memperlancar akses warga dari sejumlah desa demi peningkatan perekonomian mereka” tambahnya.

Dijelaskannya juga, menyelamatkan anak-anak Karangjambu dari kondisi gizi kurang dan buruk adalah tugas bersama. Permasalahan gizi buruk tak lepas dari faktor ekonomi dan sosial masyarakat terutama yang masih banyak hidup dalam kondisi ekonomi sulit.

Dengan ekonomi yang sulit, banyak anak-anak tidak tercukupi proteinnya karena tidak mampu membeli telor, daging ayam bahkan ikan.

Untuk mengatasi kekurangan protein ini, alternatif sumber protein yang banyak tersedia di desa adalah pisang. Tak hanya pisang, jantung pisang juga mengandung banyak protein tinggi. “Awalnya mereka tidak mau makan jantung pisang karena ada mitos akan membuat sakit jantung, dengan edukasi, diharapkan warga mau memakan jantung pisang. Kami juga mengajari membuat abon dari jantung pisang” pungkas Puspa Dewiyani.

Dengan menggandeng Anak-anak Pramuka dan KKN UNSOED, salah satunya adalah Bayu (22), diharapkan edukasi gizi tersebut akan ditularkan di sekolah-sekolah, keluarga maupun lingkungan mereka. Mereka juga diajari soal pentingnya sarapan dan makan makanan bergizi, lengkap, dan seimbang serta menanam sayuran di polibag, seperti bayam, kangkung, dan selada, untuk pemenuhan kebutuhan gizi tersebut.(Pendim 0702|red)

Bagikan

Baca Juga